Welcome my friends

Ini adalah dunia baruku yang penuh ide dan warna-warni cerita kehidupan.

Minggu, 31 Januari 2010

Trend baru status "in an Open Relationship"

Pada sabtu kemarin, seorang temanku mengajak aku untuk menemani dia ke salon. Biasalah cewek, weekend adalah waktu yang tepat untuk memanjakan diri dengan perawatan rambut adalah salah satunya. Hari itu aku lembur dulu di kantor, baru setelah pulang kantor aku langsung meluncur ke salon yang berada di daerah Tebet dan aku bertemu dengan temanku disana.

Sambil menemani dia dismoothing rambutnya, kita ngobrol ngalor ngidul. biasalah jarang bertemu jadi kita saling curhat. Dia curhat tentang rencana dia akan dilamar bulan februari tahun ini. Lagi-lagi temanku sudah laku lagi dan akan menikah, sedangkan aku kapan ya....hehe... jadi ngiri bawaannya.

Waktu giliranku bercerita dan curhat ke dia mengenai kisah percintaanku akhir-akhir ini, aku jadi tambah wawasan baru yang ternyata itu sedang menjadi trend saat ini. Wow....apakah itu??aku sangat terkejut mendengarkan keterangan dari temanku itu.

Begini, beberapa bulan yang lalu aku mempunyai hubungan dengan seorang cowok. Pada awalnya kami berkomitmen untuk serius dan menjalani hubungan kami dengan manis, itu menurutku karena aku merasa cocok dengan dia dan caranya memperlakukanku sebagai pasangan. Tetapi ditengah-tengah hubungan dia berubah menjadi sangat aneh menurutku. Dia tidak pernah sms aku duluan ataupun menanyakan keadaanku dan yang paling parah ketika aku sedang dilanda masalah dia tidak ada untukku malah dia sangat cuek terhadapku. Beberapa kali aku menanyakan ada masalah apa dia sehingga berbuat demikian terhadapku dan pada akhirnya dia mengakui bahwa akhir-akhir ini dia teringat kembali akan mantannya, kemudian timbullah kembali perasaan dia terhadap mantannya itu. Jika kalian menjadi aku, apa yang akan kalian lakukan menhadapi situasi seperti itu? Aku berusaha untuk sabar dan tidak langsung marah dan menanyakan baik-baik kepadanya tentang perihal tersebut. Kami akhirnya berbicara dan bisa diambil kesimpulan bahwa kami sepakat untuk mengakhiri saja hubungan ini. Menurut dia, perasaan tidak dapat dipaksakan dan perasaan dia saat itu kepada mantannya tumbuh lagi, dan aku pun tidak mau memaksakan dia untuk tidak berperilaku seperti itu. Aku persilahkan dia untuk menjalani apa yang dia mau walaupun itu sangat menyakitkan tapi itulah yang harus aku hadapi. Tidak apa-apa, hatiku berkata itu adalah ujian untukku. Ya....sekali lagi itu adalah ujian. Aku berusaha tegar ditengah kegalauan rasa sakit hatiku. Buatku itu adalah proses dimana aku akan mendapatkan yang terbaik dalam hidupku. Aku berdoa dan terus berdoa kepada Tuhan untuk menguatkan hatiku dan menghilangkan rasa sedihku. Seiring berlalunya waktu, aku bisa melupakan masalah itu. Aku menjalani hari-hariku seperti biasa, berkumpul dengan orang-orang yang menyayangiku dan berbagi tawa dan bahagia dengan mereka.

Sebulan setengah sudah berlalu, entah apa yang menggerakkan hatinya untuk mengajakku bertemu. Mungkin bisa rasa kangen atau yang lainnya aku tidak tahu. Tapi aku berusaha menata hatiku dan hidupku kembali. Tanpa harus mengingat kembali apa yang sudah dia lakukan kepadaku. Aku sudah memaafkannya karena dengan memaafkan aku bisa terus menjalani hidupku dan rencana-rencanaku ke depan. Dan kami pun bertemu, juga chatting. Pada intinya satu sama lain ingin kembali menjalani hubungan seperti dulu, hanya saja yang membuatku jadi berpikir ulang dia mengajukan satu syarat yang sungguh buatku itu adalah tidak masuk akal, yaitu aku dan dia kembali berhubungan tetapi aku tidak boleh melarang dia untuk berhubungan dengan mantannya itu dan aku pun boleh berhubungan dengan cowok lain juga. Hubungan macam apa itu, pikirku. Ketika kuceritakan kepada temanku, dia langsung bilang 'jangan mau kamu menjalani hubungan seperti itu'. Itu namanya "in an Open Relationship" yang sedang nge-trend saat ini. Hah...??apa itu, kataku. Iya, kata temenku, itu adalah hubungan yang sedang nge-trend saat ini, dimana masing-masing dari satu pasangan boleh berhubungan dengan lawan jenis lainnya, walaupun status mereka adalah pacaran tetapi bebas berhubungan dengan orang lain juga. Dia kemudian bercerita, ada seorang temannya juga begitu, masing-masing terpisah jarak, yang satu diluar negeri dan yang satu tetap di Indonesia. Masing-masing sepakat untuk membolehkan berhubungan dengan orang lain selama mereka terpisah tetapi dengan perjanjian setelah mereka bisa bertemu dan berkumpul kembali, masing-masing meninggalkan hubungan dengan orang lain itu. Aku benar-benar dibuat tercengang oleh cerita temanku itu. Ini jaman semakin edan dan aneh-aneh saja. Maklum aku termasuk penganut adat timur dan masih memegang teguh adatku sebagai orang Jawa. Cuma karena aku sekarang berdomisili di Jakarta, mau tidak mau aku harus mengetahui segala sesuatu tentang kehidupan sosial di sini yang menurutku sudah tidak wajar.

Pada akhirnya aku harus berpikir kembali tentang penawaran dia untuk menjalani hubungan yang demikian itu. Aku punya keinginan dan harapan untuk dihormati dan disayangi oleh pasanganku tanpa ada syarat apapun juga, karena pada dasarnya menjalani suatu hubungan pacaran atau semacamnya itu adalah kesadaran untuk menerima dan memberi kasih sayang kepada pasangan kita dengan perasaaan yang tulus dan ikhlas. Selain itu faktor kecocokan adalah yang utama dalam menjalani suatu hubungan sehingga dengan sendirinya akan timbul rasa untuk menyanyangi dan mencintai pasangan kita. Jangan lupa juga bahwa menyayangi dan mencintai seseorang akan terasa bermakna jika kita menyayangi dan mencintai seseorang itu karena kita mencintai Sang Pencipta yaitu Allah SWT. Semoga aku bisa mendapatkan yang terbaik dari-Nya, amin..

Let's start....

Welcome to my blog to all of you :)
Ini kesempatan pertamaku untuk menulis di blog ini. Padahal dulu aku suka menulis, jauh sebelum ada blog seperti sekarang ini. Menulisnya pun seperti buku diary dan tulis tangan, hehe.. Maklum, dulu belum punya laptop yang bisa di bawa kemana-mana. Sekarang alhamdulillah sudah punya laptop sendiri dan punya kesempatan untuk menulis banyak hal.
Namun kemalasan untuk menulis merupakan hambatan besar walaupun sebenarnya sudah banyak sekali hal-hal yang ingin kutumpahkan seperti halnya buku harian atau diary. Dengan menuliskan apa yang ada dalam benak kita setiap waktu itu sangat membantu mengungkapkan perasaan yang berupa ide-ide ataupun uneg-uneg yang daripada disimpan bisa menjadi penyakit hati, lebih baik dituangkan dalam bentuk tulisan yang menarik dan bisa menjadi bacaan banyak orang.
Dan yang lebih bagus lagi jika tulisan kita bisa menjadi sebuah artikel atau pun buku, wah... itu impianku banget, bisa menulis buku hehe... Boleh saja dan sah-sah saja kan aku punya impian untuk menulis sebuah buku, begitupun dengan teman-teman semua. Jadikan itu salah satu motivasi kita untuk terus menulis dan menulis. Tinggal bagaimana caranya untuk menyingkirkan kemalasan-kemalasan yang menghambatku untuk terus menulis. Pokoknya tetap semangat ya... !! :)